Rabu, 29 September 2010

[ cerpen ]

bermula dari KITA. di dalam KITA tidak pernah ada SAYA atau KAMU. yang ada hanyalah KITA..

aku, ree, vekta, dan eshra.. aku suka di antara meraka.. karenan diantara aku, dan mereka tidak ada kata saling membenci, tidak ada kata saling mencemooh. yang ada hanyalah tawa dan bahagia di antara kita.. menurutku, yang paling ganteng itu vekta, yang paling baik dan pengertian itu ree, yang paling ngocol sama perhatian itu eshra.. itu menurutku loh.. kita emang beda-beda, tapi kita jadi sama saat kita bersama..

sampe pada suatu saat... KITA pecah menjadi AKU dan KAMU.. mungkin diantara kita, takkan menyebut KITA lagi... sejak hari itu...
"vekta! gue ikut lo ya!" kataku.
"jangan rish.. lo sama gue.." kata eshra.
"emang lo mau kemana shra?"
"gue mau ke manapun lo mau.. tapi lo jangan sama vekta" katanya serius.
"vek?" aku menoleh ke vekta yang mukanya jadi merah kuning ijo gajelas.
eshra dan vekta terlibat adu mata yang hebat detik itu, saling menyalurkan rasa kebencian satu sama lain lewat mata.
"gue ikut ree aja" kataku, dan aku bergegas pergi menyusul ree yang sedang ngecengin gebetannya.
"ree lo bisa anterin gue kan? bisa? bagus!" tanpa menunggu jawaban dari ree, aku lantas menariknya hingga lapangan parkir.
"lo tau apa yang terjadi sama mereka?" tanyaku penuh selidik
"iya" katanya, masih terlihat BT aku ajak kemari.
"cerita" kataku.
"nggak"
"kenapa?"
"rahasia para cowok"
"lo lupa?kita ga beda. KITA ga ada AKU KAMU, ga ada cewek cowok"
"tapi mereka minta gue buat ga ngasih tau ke lo"
"oke, kalo gitu sejak kapan mereka kayak gitu?"
"dari beberapa bulan terakhir, cuma memuncak pas kemaren lo jalan sama vekta, vekta deket deketin lo, sampe pegang tangan lo dan lain sebagainya yang ga wajar"
aku tertunduk malu.. aku ga bisa nangkal tangan vekta kemaren, ga bisa.
"terus? emang kenapa?" tanyaku
"pikir sendiri deh. kalo ga tanya aja sama eshra" katanya, membuatku menyerah
"jadi? kenapa gue lo tarik kesini disaat gue lagi ngedeketin lena?"
aku hanya meringis mendengar desis di suaranya.
"yuk ah pulang. tadinya gue mau pulang sama vekta ta.."
"gue gak ijinin lo pulang bareng dia. gue gak ijinin lo pergi lagi sama dia." kata ree tegas
"lo kok jadi ikut ikutan eshra sih? lo kenapa? tau kan, lo yang paling deket ke gue, lo harusnya ngertiin gue dong ree!"
"iya gue tau.. kalo gue ga ngertiin lo, gue bakalan ngebiarin lo sama vekta"
"ree, bukannya kita itu satu? kenapa lo sama eshra jadi mecahin diri dari vekta? kenapa?"
"lo gak tau rish..."
"maka dari itu!! karna gue ga tau dan ga akan kalian kasuh tau!! aku bakal tetep di pendirianku yang ini! ga akan jauhin vekta!! kita satu,  boy! kita satu!!" kataku marah, dengan nada yang amat sangat tinggi sekali.
"LO JANGAN BERANI NGOMONG KALO BELUM TAU APA-APA!!" kata ree membuat aku menciut, lalu aku pergi saja dari situ.
"rish!!"
aku ga menoleh, aku ga jawab, aku terus saja jalan.
"rish! jangan ditanggepin gegabah dong.. oke gue bakalan cerita kok ke elu.."

aku dan ree pergi ke taman biasa, aku beneran ga bisa nunggu untuk denger cerita itu dari ree.
"jadi.." mulaiku
"ehm... lo ga tau kan, gimana vekta sekarang? dia suka mainin cewek.. kemare..."
"gak mungkin!"
"stop! jangan potong dulu please..."
"kemaren, waktu dia pulang dari jalan sama lo, gue ngeliat sendiri, dia jemput tita, adek kelas kita itu buat jalan.. gak maen maen.. dia ngelakuin yang sama yang dia lakuin ke elo.." lanjut ree
"padahal.. asal lo tau aja, vekta uda punya cewek, baru jadian 1 minggu yang lalu.. katanya sih cewek itu orang Surabaya. jauh dari sini.. dia ngelarang gue sama eshra buat cerita ke elo.. gue juga bingung kenapa lo ga boleh dikasih tau.. ternyata..." kata ree lagi..
ree melihatku menunduk dan memainkan bunga ditanganku
"sejak kapan lo deket sama vekta?" tanya ree padaku
"belum lama.."
"mh.. gue sama eshra cuma ga mau lo terlanjur suka sama vekta, terus lo malah dimainin.. banyak korbannya.."
aku masih diam, di dalam benak, hanya ada kata tidak percaya..
"lo tau dari mana semua itu?"
"kemaren eshra buntutin vekta.. dia uda tau dari dulu kalo vekta kayak gitu"
"oh" kataku singkat, membendung air mata.

"SIALAN LO! kampreeeeet bener!!!!"
vekta tiba-tiba saja muncul dari belakang, mengarahkan tinju pada muka ree
"vekta!!! jangan!!!" kataku sambil memegang tangan vekta dan membantingnya ke udara.
"lo sengaja ya?! lo kenapa? lo uda janji ga bilang ke siapa-siapa tentang cewek gue yang di surabaya! lo juga sok tau! gua gak kayak yang lo omongin!!"
"tapi lo beneran udah punya cewek vek!!!!" kataku lantang.
"diem lo! ini bukan urusan lo!"
aku diem, tertusuk.. sejak kapan ada AKU?? sejak kapan KITA hilang?
"munafik lo vek!! lo gak ngaku kalo lo playboy! lo uda jalan sama berapa cewek seminggu? sehari aja bisa langsung 2! kalo seminggu?! 14 dong?!!!!" kata ree
"ngasal banget lo!! cinta gue cuma buat Irish aje!!!cewek gue uda mau gue putusin demi Irish!!"
"gak boleh! irish ga akan jadian sama lo! irish bakalan sadar kalo lo buaya!! lo predator!!!!!"
"jaga tuh mulut ye!! gue tau lo sama eshra belum punya cewek. jangan ngiri dong kalo irish mau sama gue, banyak yang mau sama gue!! jangan pake acara beginian!!!"
"lo tuh yang kudu jaga mulut!! bukan maksud kita buat ngapa-ngapa! kita cuma ngelindungin irish!!"
"sok pahlawan lu! jangan harap ye irish bakal nurut sama lo!! ya kan rish?" vekta menolleh ke arahku.
aku yang terduduk dan hanya menutup telinga dari tadi untuk mencegah suara-suara itu masuk ke telingaku, menengadah ke arah vekta.
"ga tau diri"
"lo denger kan? irish uda sadar!!!" kata ree

dari belakang, muncul eshra yang mukanya berubah merah padam melihat percekcokan semacam ini.
"sssst!!! kalian apaan sih kaya anak kecil!"
"lo juga nih! lo pake ngefitnah gue!"
"bukan fitnah itu!!! itu nyata! kemaren gue liat sendiri!!!!!! jangan ganggu irish! irish ga boleh disakitin cowok macem lo!" kata eshra, memperpanas keadaan.
"kalian gila!!! kampret semuanya!! ga pantes ada di bumi kalian semua!!!" aku angkat bicara
mereka bertiga menatapku, penuh.. [kasih]an
"oke. jelasin masalahnya ke gue. asal jangan ribut."

"gua sama ree khususnya gue, gak mau lo disakitin sama baji*gan kaya dia!"
" " vekta angkat bicara, namun tanganku menunjuk ke dia, membuatnya terdiam.
"vekta, mau lo apa?" tanyaku
"gue mau.. gue mau... lo sama gue... gue bakalan ubah sikap gue, putusin cewe gue.."
aku menyeringai sebal.
"jangan rish." kata ree
"jangan, gue mohon jangan! jangan rish! kamu mau dijadiin korban berikutnya! jangan mau! gue ga akan rela selamanya" kata eshra.
"eh! kampret lo! lo sebel ya gara-gara gue duluin? salah sendiri lo gabilang dari tadi!!!" kata vekta.
eshra mendelik, ree juga. aku hanya diam. bingung. rasanya pengen jatuh, pinsan.

"eshra suka sama lo dari  dulu." kata vekta.
aku memandang eshra dalam.
"bener.." katanya
"oh" kataku datar banget.
"plis banget rish.. lo bakalan sakit kalo sama dia.." kata eshra..
"terus mau lo?"
"ya... jangan sama dia!!" kata eshra.
"hemmph... oke deh. gue juga sebenernya ga pengen sama irish.. najis aje deh sama cewek kaya dia. banyak pertimbangan banget. sok mahal tau gak. dan tujuan gue juga cuma mau bikin eshra cemburu doang.. abisnya gue dendam sama eshra. cewe yang gue sukain, first love gue, dulu ga mau sama gue.. cuma gara-gara eshra."
diam sejenak.. aku tersakiti. sakit banget mendengar kata-katanya yang sangat kurang ajar.

"gimana shra? sakit kan diginiin? udah ah gue capek. bubaran aja deh kita semua. benci gue sama kalian semua!! setan!"
vekta pergi dari situ, membawa sejuta amarah. dia pergi meninggalkan bekas luka yang amat dalam untukku, ree dan eshra.. teruatama untukku.

aku menangis sendiri, dipandangi oleh ree dan eshra yang tak tega melihatku begini.

yah.. cerita usai.. KITA menjadi AKU, KAMU, dan KAMPRET, serta umpatan yang lainnya.

========the end========= :)

Senin, 27 September 2010

[ cerpen ]

cerita saja lah.. penuhi blog ini dengan cerita.. 

"aku ga akan berdiri lagi disini, dan menantinya sambil menangis." kataku pada zeb, lelaki seusiaku, masih SMP
"aku juga ga bakalan kamu ngelakuin itu" kata zab, menenangkanku
"tapi.. kenapa? bukannya kamu suka kalo aku sengsara?"
"siapa bilang rish? aku ga akan kayak gitu.. aku bakal ngelindungin kamu.. tapi.. aku tau itu terhalang sama arvi" 
aku memandangnya sejenak, dan mengerti maksudnya dengan sekejap.
"arvi bukan siapa siapa lagi. dia cuma seonggok daging yang selalu menjadi pisau untuk hatiku"
aku melihat samar-samar senyum zeb.
"itu kamu tahu"
"karna kamu yang menyadarkanku"

kami terdiam di suasana yang sangat tidak nyaman.
duduk di loteng sekolah, di sore hari dengan pemandangan kota di bawah, dan semillir angin yang menerpa wajah.
namun, suasana ini hancur seketika karena kami. kami yang terlibat rasa cinta satu sama lain, yang selalu ingin bersama namun tak akan pernah tercapai karenan adanya arvi.
"aku.."
zeb angkat bicara
"aku kagum banget sama kamu. cewek setegar kamu, selalu setia sama arvi, yang malah selalu maen di belakang kamu. kamu tahu, tapi kamu nggak bilang. kamu sakit, tapi kamu selalu tersenyum. kamu selalu sayang arvi"

aku tertawa kecil.
"kamu sok tahu"

"aku emang tahu.. aku juga tahu arvi.. ini satu hal yang ga kamu ketahui tentang dia.."
zeb menghela nafasnya

"dia sayang kamu lebih lebih lebih dari apapun yang dia milliki. dia selalu selingkuh.. dia selalu jahat sama kamu."
"tapi di dalam hati arvi yang paling dalam.. dia ga pernah mau kamu menderita. dia selalu sayang kamu."
aku menggeleng.
"dia bukan orang yang pintar mencintai."

"oke aku bakal bilang.."
aku menatap zeb serius.

"dia punya kamu, dia sayang kamu.. tapi dia ga pernah mau nunjukin, ga pernah mau mesra"an.. dia jaga hati aku.."
aku sudah tahu itu. tapi aku ga pernah tahu, kalo arvi ternyata sebaik itu..

"sebaik apapun dia, aku ga akan luluh lagi zeb.." kataku keras.
"nggak! aku ga akan ijinin kamu tinggalin arvi." kata zeb sama kerasnya.

"aku emang suka sama kamu, uda suka sama kamu sebelum arvi suka kamu. tapi aku sadar kita beda.." 
aku menunduk.
"aku akan bahagia kalo kamu sama arvi, dan kalian tersenyum. bentar lagi aku ngomong ke arvi.. aku bilang kalo aku uda relain kamu.. aku mau dia ga maen maen lagi dibelakang kamu.. aku mau dia tunjukin rasa sayangnya ke kemu.."
"tapi kenapa?! kenapa harus kamu yang ngalah?! kamu tahu kan, aku sayang kamu!! aku jadian sama arvi juga demi kamu!!" kata ku sambil berlingang air mata.

"karena kita beda."

"perbedaan bakalan jadi cantik kalo kita pandai mengolahnya."
"ya.. kamu pandai. tapi aku tidak.. sesuatu ga akan berjalan kalau hanya satu pihak yang menjalankannya" kata zab barusan menyadarkanku.. zab memang tidak pernah mau berjuang demiku. dia akan selalu menjadi dalang di balik arvi. zab selalu bersembunyi.

"oke" kataku singkat, sambil terus menangis.

tanpa sepatah katapun, zab pergi meninggalkanku.

"zab?!" samar-samar aku mendengar arvi bicara.
"ambilah.." kata zab

arvi berlari kearahku, lalu menyentuhku pelan.
"rish..."

"aku cinta kamu" kata-kataku menyambut arvi yang datang ketakutan, melihat air mata di pipiku, di rok sekolahku.
itu menjadi permulaan, agar hati dan pikiranku terbiasa untuk mencintai arvi.. 

========= the end ========== :)

bingung

eh eh eh..
bingung nih.. ini blog mau aku kasih apa?? -_________-
ga punya tujuan.. mempercantik blog aja aku ga tau caranya gimana.. zz..zz..zz..
aku nih emang dasar dah.
cuma kepengen temen" doang sih sebenernya!!
waaa!! ajarin dong.. masa nih blog jelek banget!!!! T.T

hidup

hidup nggak selalu hidup.
kadang, aku ngerasa hidup itu mati. saat aku menangis, aku membentak, dan saat aku marah, itu saat aku merasa, hidup ini mati, hampa.
apalagi saat aku menangis, ga ada yang nemeni, ga ada pundak yang bersedia menampung air mataku, ga ada baju yang siap basah karna air mataku..
tapi hidup selalu hidup saat aku tersenyum, saat aku merasa kepalaku membengkak atau tubuhku terbang ke langit, saat aku tertawa, dan saat aku bersama 'mereka'. ya.. orangorang yang selalu ada saat aku di bawah, terinjak dan meronta.. orang yang selalu memberiku selamat dan turut bahagia jika aku sedang ada di atas, duduk di atas awan dengan sekumpulan bintang yang menari mengelilingiku..
mereka membuat hidupku terasa sangat bermakna.. mereka ada, mereka sahabatku, mereka orangorang tersdekatku..
tapi sering kali aku merasa mereka ga pernah adil.. aku selalu merasa, aku selalu ada dan selalu setia mendampingi mereka kapan aja.. tapi saat aku sedih? apa mereka ada di dekatku? apa mereka mengatakan "sst.. hentikan tangisan itu, dan lihatlah kedepan, aku di sini bersamamu.. dan semuanya akan baik saja" apa mereka mengatakannya?
mereka tidak harus mengatakannya karena aku tahu itu bukan cara mereka, dan itu tidak terlalu aku harapkan..
aku hanya ingin mereka membuatku tertawa dengan lelucon mereka saat aku mengatakan bahwa aku butuh tertawa.. saat aku mengatakan bahwa moodku sedang tidak baik..

mungkin bisa saja postingan ini disangakal oleh 'mereka' yang 'merasa' selalu ada untukku..
mereka memang selalu ada, tapi mereka tak akan selamanya ada.. mungkin mereka akan berubah, di waktu yang akan datang.. aku harus mempersiapkan ini semua agar hidupku tetap hidup.. :)